Senin, 11 Juni 2012

Someone Like You - Song 1

Diposting oleh Ziadatul Akmal di 20.37
Tiga tahun bersamanya, membuat aku tahu semua tentang dirinya. Tiga tahun duduk sebangku dengannya, membuat aku paham semua baik dan buruknya. Tiga tahun berbagi cerita dengannya, membuat aku mengerti apa yang ia suka dan apa yang ia benci. Dan selama tiga tahun ini, membuat aku sadar bahwa kami menyukai orang yang sama.
            Selama ini, setiap kali aku dan dia bertukar cerita mengenai orang yang kita sukai, tak ada satu pun dari aku maupun dia memberitahu langsung siapa orang yang dimaksud. Hanya ciri-ciri dan karakteristiknya saja yang  diceritakan. Itu semua agar menjadi kejutan saat aku dan dia tahu suatu saat nanti. Namun sayang, aku sudah tahu terlebih dahulu. Kejadiannya baru saja seminggu yang lalu …
            “Lihat, lihat! Cowok itu gagah ya!” ujarku padanya. Waktu itu aku dan dia sedang hunting buku UN di Gramedia. Putri hanya melihat sekilas, lalu focus kembali terhadap dompet yang isinya sedang ia hitung. “Masih gagahan yang aku suka tau!” ucapnya dengan nada bangga terhadap orang yang ia sukai itu.
            “Ah, masa siihh, coba deh nanti kamu bandingin gagahnya orang yang aku suka sama orang yang kamu suka.”
            “Pasti lebih gagahan orang yang aku suka lah! Wong bapaknya aja tentara, pastilah ia gagah seperti tentara kebanyakan.”
            Saat itu juga, angin yang berhembus semilir seakan berhenti bertiup. Kurasakan jantungku berdetak keras. Aku diam mematung. Aku mencoba mengingat apa saja yang pernah ia katakan mengenai orang yang ia sukai itu.
“Dia ituuu baik, peduli, lumayan tinggi, dan pastinya dia ganteng. Tapi nggak tau juga tuh kalau menurut kamu. Hahahha.”
“Addduuuhh dia mempesona sekali hari ini! Larinya cepat ya!”
“Kezia! Kamu tahu? Ternyata dia suka warna biru dan suka mayonnaise lho!”
Beberapa percakapan yang pernah terjadi antara aku dan dia melintas begitu saja di pikiranku. Baik, peduli, tinggi, tampan, larinya cepat, suka warna biru dan mayonnaise, daaaaan sekarang Putri bilang papahnya seorang tentara?! Siapa lagi yang anak tentara selain si Ketua Murid? Siapa lagi yang selalu bergumam, “Langit hari ini bewarna biru cerah ya!” kalau bukan anak laki-laki dengan no absen 4? Siapa lagi yang suka mayonnaise kalau bukan dia? Siapa lagi yang larinya cepat kalau bukan orang yang kusukai? Siapa lagi kalau itu semua bukanlah Audika Pratama?
“Hei Kezia! Kenapa kamu bengong saja?! Ayo kita bayar ini semua.” ujar Putri tak merasa sedikitpun ada yang aneh denganku waktu itu.
Aku tak tahu harus bagaimana menyikapi ini semua. Harus bahagiakah? Sedihkah? Kecewakah? Atau membencinya? Tapi, tanpa kusadari aku mulai menjauhi Putri, sampai Hanny teman curhatku selain Putri berkata, “Kamu lagi ngejauhin si Putri ya? Gara-gara dia suka sama yang kamu suka kan? Yaaahh cemburu sih boleh, cuma kamu jangan sampai benci atau dendam sama dia apapun yang akan terjadi nanti. Aku hanya mengingatkan lho.”
Lama-lama aku sadar, apa yang dikatakan Hanny benar. Semenjak aku menyadari bahwa Putri dan aku menyukai orang yang sama, aku selalu berusaha untuk tidak bertemu dengannya. Semakin lama mengingat perasaan Putri terhadap Dika membuatku sering panas hati.
Rasanya aku tak ingin menyukai orang yang disukai sahabatku sendiri. Namun, aku tak bisa dengan cepat memusnahkan perasaanku sendiri. Karena aku sendiri tak mudah untuk move on, tak mudah untuk kelain hati, apalagi dalam keadaan seperti ini. Entahlah, rasanya sakit mengetahui hal yang satu ini. Sesak sekali.
Tililit lilit! Tililit lilit!
Dengan asal, aku mengambil handphone-ku di saku baju. Terlihat jelas disana nama pengirim SMS di siang bolong ini. Huh! Dia SMS bikin aku panas aja deh! Kenapa aku suka sama dia siiihhh?! Huwaaaaa! Jeritku dalam hati. Dengan setengah hati kubuka SMS darinya.
FROM : DIKA :P
Wed, 07.03.2012, 15:59
Hei bendahara! Bagaimana keadaan our money? Kamu tidak mengkorupsinyakan? Hahhaa bercanda kok! Hari Sabtu bawa ya, si Rizki mau beli kain pel tuh! Hahhaha :D
Aish! Kenapa dia SMS dengan emoticon bahagia gitu sih? Nggak tau apa ya, aku lagi galau gara-gara dia? Umpatku dalam hati. Aaahh, rasanya ingin menangis mengingat setahun yang lalu aku nekat mencalonkan diri sebagai bendahara kelas. Yah, apalagi alasannya kalau bukan ingin dekat dengan sang KM yang kenyataannya adalah orang yang kusukai itu.
“Aaaaahhh sial!” geramku sambil menendang batu yang dengan manisnya berada di depan jalanku. Di perkomplekkan ini memang banyak batunya. “Huh!” sekali lagi aku menendang batu, yang kali ini lebih kuat kutendang. Aahh semoga batu itu tak pernah mengutukku karena aku menendangnya dengan kuat.
Sore itu, aku yang baru saja pulang sekolah, menyusuri jalan komplek Gading Tutuka dengan langkah besar. Sesampainya di rumah nanti aku akan langsung tidur dan melupakan sejenak tentang hari ini. Aku tak peduli lagi untuk membalas SMSnya!
****
“Hanny-kun!” sapaku di pagi hari. Mengingat apa yang kugalaukan kemarin, membuatku ingin curhat kepada gadis bermata sipit ini.
“Hei, hei!”
“…”
“Kenapa kamu sering sekali memanggilku dengan imbuhan –kun sih? Bukannya kamu tahu itu tuh buat laki-laki ya? Pakai imbuhan –sensei, –chan, –sama,   atau –san!” ujarnya kesal.
Ini bukan kali pertama Hanny memarahiku karena hal sepele seperti ini, mungkin ini sudah yang ke-37? Entahlah, aku tak pernah bosan atau balik kesal kalau dia memarahiku seperti itu.
“Ya maaf maaf! Habisnyaaa kamu lebih cocok memakai imbuhan –kun sih. Hehhehe.” kataku sambil tersenyum menanggapi omelannya hari ini.
“Terserah kamu sajalah Kezia!” Hanny pun membenarkan cara duduknya, lalu, “Ada apa?” tanyanya sambil menatap dalam mataku.
“Aku ingin curhat padamu Han-kun.”
“Jangan kamu bilang curhat tentang kamu, dia, dan dia lagi!” ujarnya sambil menunjuk tempat duduk Putri yang ada didepannya dan menunjuk meja Dika yang paling depan dan berada di pojok kiri. Aku yang masih berdiri di samping meja Hanny hanya mengangguk.
Pagi ini, hanya ada aku dan Hanny di kelas. Sepi. Hanny adalah makhluk 9A yang suka datang pagi-pagi. Dan aku sengaja datang pagi-pagi karena memang dari kemarin aku sudah niat untuk curhat padanya.
“Silahkan bicara Korban Cinta Segitiga, Nona Kezia.”
Aku pun langsung menarik kursi disebelah Hanny dan duduk dengan manis setelah dipersilahkan olehnya untuk memulai curhat.
“Yah, bagaimana yah, aku tak tahu harus bersikap bagaimana terhadap dia dan dia,” aku pun menuruti gaya Hanny dengan menunjuk kearah meja Putri dan Dika, “Akhir-akhir ini aku selalu berusaha keras untuk bisa bersikap wajar di depan Putri, seperti sebelum aku tahu dia suka sama Dika, tapi aku nggak bisa laaah….” Nada bicaraku tiba-tiba berubah seperti salah satu tokoh iklan operator handphone di TV.
“Lalu? Bukankah kamu sudah menanyakan hal ini kemarin malam di SMS, ya ampun! Aku kan sudah memberimu solusi jitu, kenapa kamu tanya lagi sih?”
“Abiiisss jawaban kemarin kurang memuaskan, memangnya kamu kira gampang apa melupakan begitu aja? Han-kun, kumohon padamuuuu aku sedang patah hati niiih.”
“Nada bicaramu seperti sedang tidak patah hati. Hey!” bentak Hanny, cukup membuatku terperanjat kaget, “Memangnya kamu kira aku juga nggak punya masalah apa? Memangnya kamu kira kamu doang yang lagi patah hati hah?! Memangnya Cuma kamu aja apa yang lagi butuh solusi? Aku juga Keziaaaa! Kamu tahu? Kyuhyun, suamiku itu, digosipkan sudah berpacaran, aku patah hati laaah.” Kata Hanny meniru-niru nada bicaraku sebelumnya.
“Han-kuuun! Ku kira kamu benar-benar patah hati, ternyata lagi-lagi karena Kyuhyun! Ampun! Suaramu tadi membuatku jantungan tahu!” aku hanya bisa mengelus dadaku setelah mendengar bahwa ia sedang patah hati karena tokoh idolanya, yang ia anggap suami itu, digosipkan sudah berpacaran.
“Hiks!” Hanny berpura-pura mengelap air matanya padahal ia tak menangis sama sekali, “Yasudah, begini saja, kita pergi yuk ke SMA 3, disana katanya banyak cowok ganteng, kali aja kalau udah ketemu yang ganteng-ganteng kamu bisa lupa sama dia. Sekalian liat-liat SMA.” Usul Hanny dengan mata berbinar-binar.
Aku kan nggak gampang move on gimana caranya bisa lupa sama si Dika kalau Cuma ngeliat yang ganteng-ganteng aja? Ampuuun, seandainya aja kejadian itu nggak pernah ada …

to be continued

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Official Ziadatul Akmal Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review