Part I - Usai Lebaran
Tak ada satu kata yang bisa mengambarkan keadaan tiga sekawan ini. Kerjaan sehari-hari mereka yang hanya mengupil dan menggali upil sudah menjadi hobi dan pekerjaan tetap di pagi hari. Seharusnya mereka berpelukan satu sama lain karena sudah 2 minggu lebih mereka tak bertemu setelah libur lebaran, tapi mereka hanya diam dan menatap ke luar pintu seakan menunggu seseorang datang dari arah mana saja.
"Kesini nggak ya ?" tanya Nova.
"Yang kamu mah udah pasti kesini atuh, da SMAnya juga deket, ai yang aku mah jauh, rasanya mustahil dia kesini, hiks," ujar Eza dengan berpangku tangan.
"Yang aku juga jauh, kita senasib Za!" timpal Hanna sambil mengangkat tangan tanda untuk meminta persetujuan Eza dengan tos. Tapi Eza hanya diam tak bergerak.
"Heeeeuuu nyak ieu budak ngeselin pisan, teu diwaro deui !!"
"Eh naon na ??" tanya Eza berpura-pura tak tahu.
"Teuing ah!" Hanna membuang mukanya tanda tak peduli.
"Maaf atuuuhhh ," kata Eza tanpa wajah menyesal sedikitpun, karena ia tahu Hanna tak marah padanya.
Detik jam pun terus mengiringi kesunyian hati tiga sekawan itu. Mereka masih saja duduk di depan pintu kelas dan memandang jauh keluar. Hanna, si pintar dari Triplesoli menyukai kak Raditya yang sekarang bersekolah di SMAN 8 Bandung, sedangkan Eza, pemilik suara ngebass, menyukai kak Bima dan bersekolah di SMAN 6 Bandung, dan Nova, si calon model yang selalu memimpikan untuk di poto oleh pujaan hati, menyukai kak Satria yang sekarang bersekolah di SMAN 1 Margahayu.
Raditya, Bima, dan Satria adalah alumni SMPN 1 Margahayu. Sejak tiga tahun lalu Eza menyukai kak Bima, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa berharap dan berharap. Sudah dua tahun lamanya Nova menyukai kak Satria, ia sudah berhasil mendapatkan tanggapan positif dari pujaan hatinya. Sedangkan Hanna yang baru-baru ini diketahui menyukai seseorang, sudah menyukai kak Raditya cukup lama, walau tak selama Eza dan Nova, ia pernah mendapat sapaan dari kak Raditya, dan cukup membuat Hanna merasa melayang.
"Itu Nov itu kak Sat...." tunjuk Eza mengejutkan, lantas Nova langsung melihat ke arah yang ditunjuk Eza.
"Apa ai kamu ? Mana kak Satrianya ?" tanya Nova.
"Bercanda atuh, meni di bawa serius!"
Tiba-tiba Lina dkk berteriak-teriak dari luar kelas.
"Adddeeeuuuyyyy," sorakan serampak terdengar dari luar kelas. Tepat saat itu juga Eza, Hanna, dan Nova melihat seseorang mengenakan baju SMAN 1 Margahayu, yang tak lain adalah kak Satria. Nova langsung berdiri dan melompat. Ia senang bahwa orang yang ia tunggu akhirnya datang.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ," teriak Nova kegirangan.
"Adddeeeuuuyyyy ," sorak Eza, Hanna, dan yang lain. Anak kelas 9-a sudah tahu sekali betapa Nova sangat mengharapkan kak Satria. Tapi tak lama setelah itu, kak Satria pergi meninggalkan lingkungan kelas 9-a.
"Aaaahh Nova enak udah ketemu, kita masih galau Han!" kata Eza sambil memainkan telunjuk kanan dan kirinya.
"Iya nih, hiks," Hanna juga melakukan hal yang sama seperti Eza.
"Asiiikk aku gak galau lagi, hehhehe," terlihat jelas wajah Nova berseri-seri, "Tapi kurang euy masa dia cuma sebentar ngelewat kelas 9-a nya, huh!" keluh Nova.
"Bersyukur atuh Nov," kata Eza dengan raut wajah sedih yang amat dalam, ia masih belum putus asa untuk berharap agar orang yang ia tunggu juga datang, "Yang aku nih belum dat.... Eh na itu itu !!!" tiba-tiba Eza berteriak sambil menunjuk ke arah lorong ruang OSIS dan pembayaran SPP.
"Mana, mana nggak ada ai ka..... Uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa itu diaaaaaaaaa !!!!!!!!!!!" teriak Hanna langsung berlari dan bersembunyi di bawah meja. Eza dan Nova hanya tertawa, Lina dkk tak tahu siapa orang yang Eza maksud, mereka hanya bisa menonton sikap Hanna yang salah tingkah itu. Tiba-tiba Savira datang dan bertanya kepada Eza siapa orang yang disukai Hanna. Tapi Eza hanya mengatakan bahwa itu rahasia.
Sama seperti kak Satria, kak Raditya pun pergi meninggalakan lingkungan kelas 9a untuk berkeliling sekolah. Hanna dan Nova sudah bertemu dan tinggal Eza sendiri yang belum bertemu dengan kak Bima.
"Galaaaaauuuuuuuuu ," ujar Eza.
Entah sudah berapa lama ia menunggu kak Bima datang, yang Eza inginkan hanya bisa melihat kak Bima untuk menghilangkan rasa rindu di hatinya, ia sudah mulai pasrah. Hanna dan Nova sudah senang dan bahagia. Tiba-tiba Lina dkk yang duduk di depan kelas berteriak lebih keras.
"Ezi itu lihat !" seru Alifia, "Itu kak Bima !!"
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ," betapa ia terkejut melihat bahwa di depan penglihatan matanya ada seseorang yang ia tunggu. Eza langsung berlari masuk ke dalam kelas. Jantungnya tak berhenti-hentinya berdetak. Ketika ia melihat keluar melalui jendela untuk memastikan bahwa ia tak bermimpi, Eza berteriak lagi dan langsung bersembunyi di bawah meja yang tadi di pakai Hanna untuk bersembunyi dari kak Raditya.
Ia tak menyangka akhirnya ia bertemu juga dengan kak Bima. Ia bisa melihat bahwa di depan penglihatannya ada kak Bima dan itu bukan mimpi. Tak berapa lama kemudian kak Bima menghilang. Eza masih terus mengingat sosok kak Bima yang ia temui.
"Aaahh syukurlah ketemu juga, Alhamdulillah..." Eza benar-benar merasa lega.
Setelah itu Eza, Hanna, dan Nova kembali sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Pada akhirnya mereka tetap sendiri, untuk sementara.
~ To Be Continued ~